Metavisi.ID – Seiring perkembangan teknologi, banyak sekali istilah baru yang muncul di tengah tengah masyarakat. Belakangan, istilah metaverse santer terdengar yang merupakan bentuk paling mutakhir dalam teknologi sosial.
Istilah metaverse sendiri mulai populer sejak tahun 2021 lalu. Dimulai dari Facebook yang melakukan rebranding untuk merangkul ide ide futuristik. Dimana pada tanggal 28 Oktober 2021, Mark Zuckerberg selaku CEO Facebook mengubah nama perusahaan menjadi Meta Platforms Inc.
Dari sana, banyak orang yang mulai penasaran apa itu metaverse. Andrew Kiguel, CEO Token.com sendiri, menyebutkan bahwa istilah tersebut adalah bentuk selanjutnya dari media sosial. Karena para pengguna bisa berkumpul dalam dunia virtual untuk melakukan berbagai hal, seperti konser musik, ke karnaval, sampai museum.
Secara lebih jelasnya, metaverse mengacu pada dunia virtual. Namun bentuknya sangat nyata, sebab terdapat avatar, bangunan, hingga tanah yang dapat diperjual belikan. Umumnya jual beli semua elemen yang ada di dalam dunia virtual tersebut dilakukan menggunakan mata uang kripto.
Meski konsepnya cukup baru, sudah banyak platform yang mengusung metaverse ini. Bahkan banyak yang memanfaatkannya sebagai ladang bisnis baru. Contohnya dengan memperjualbelikan kavling tanah di metaverse.
Walaupun metaverse adalah dunia virtual, yang berarti tanah yang diperjualbelikan pun tidak mempunyai bentuk fisik. Namun pada kenyataannya ada banyak sekali investor dan artis yang memutuskan untuk membelinya.
Kenapa sampai investor juga tertarik untuk membelinya ? Hal tersebut karena tanah di metaverse pun bisa dijadikan sebagai investasi. Sebab berpotensi cuan dari kenaikan harga yang terjadi. Bahkan lahan digital di Decentraland, harganya sudah naik 400% sampai 500% hanya dalam beberapa bulan saja.
Ada beberapa alasan yang membuat tanah di metaverse mudah sekali mengalami peningkatan harga. Salah satunya adalah karena kesenangan. Contohnya, selebriti A membangun sebuah rumah virtual di metaverse. Melihat hal tersebut, fans dari selebriti A berani membayar dengan nilai yang mahal untuk menjadi tetangga.
Di dunia nyata, kondisi seperti ini mungkin sulit dilakukan. Namun di dunia metaverse, hal tersebut bisa saja terjadi dan dapat dilakukan dengan lebih mudah. Bahkan pemilik lahan bisa memperbaharui bangunan, dekorasi, sampai isi rumah dengan cepat dengan biaya yang lebih murah ketimbang di dunia nyata.

Itulah kenapa investasi tanah di metaverse disebut sebut dapat mendatangkan keuntungan yang besar. Meski begitu, tentunya para investor harus mempertimbangkannya dengan matang. Sebab perlu diketahui bahwa ini berbasis blockchain. Dan seperti yang diketahui, kripto itu sangat fluktuatif dan spekulatif, walaupun di satu sisi memang sangat bermanfaat.
Oleh karena itu, penting untuk tidak hanya melihat dari sisi cuan investasinya saja. Melainkan patut pula untuk mempertimbangkan semua risiko terburu di baliknya. Karena investor harus siap kehilangan semua modal yang diinvestasikan sebagai risiko tersebut.
Sementara itu, metaverse ini juga diprediksi akan semakin meluas ke berbagai bidang. Terlebih di tengah kondisi pandemi covid-19, metaverse dapat menjadi game changer untuk sistem work from home. Lantaran setiap karyawan bisa bergabung di kantor virtual, alih alih hanya melakukan video conference.
Adanya metaverse ini pun memungkinkan pengguna untuk melakukan hal hal lainnya secara virtual. Seperti melakukan perjalanan online, pergi ke konser virtual, mencoba pakaian digital untuk dibeli, atau membuat dan melihat karya seni. Jadi, metaverse bukan hanya sekadar proyek dari Facebook. Beberapa perusahaan teknologi besar pun telah membicarakan mengenai metaverse. Seperti Decentraland dan Sandbox, dunia metaverse populer untuk pengembangan real estate virtual. Lalu sebut saja platform game Roblox yang merupakan salah satu pemain besar, mereka bekerjasama dengan rumah mode Gucci untuk menjual koleksi aksesoris khusus digital.
0 Comments